Return to Video

Sekolah

  • 0:22 - 0:26
    Dunia dimana saya hidup ini harus saya kuasai.
  • 0:26 - 0:30
    Saya tau persis lautnya bagaimana, ikannya bagaimana, bagaimana mencari ikan.
  • 0:30 - 0:34
    Terus ke kebun ikut mama untuk tahu bagaimana cara berkebun. Itu saya ikut
  • 0:35 - 0:36
    Senang!
  • 0:39 - 0:41
    Jadi apa susahnya ?
  • 0:41 - 0:44
    Saya pulang dari sekolah saya tidak membawa PR
  • 0:50 - 0:56
    Guru-guru yang mengalami masa pendidikan Belanda, cara mengajar mereka berbeda.
  • 0:58 - 1:02
    Cara bagaimana mengajar anak untuk bisa tahu membaca dan menulis.
  • 1:02 - 1:05
    Beda dengan guru-guru sekarang.
  • 1:06 - 1:10
    Sekarang kebanyakan mereka mengeja,
  • 1:13 - 1:14
    memaksa murid.
  • 1:34 - 1:36
    Tidak usah pakai PR lah
  • 1:37 - 1:39
    supaya dia ada waktu untuk bermain dirumah.
  • 1:39 - 1:40
    Tidur enak
  • 1:40 - 1:42
    tanpa dibebani.
  • 1:43 - 1:50
    Sehingga dia mau pergi bermain juga pikiran jangan sampai..mau tanya mama dia tidak tau,
  • 1:50 - 1:52
    tanya kakak tidak bisa sedangkan hari sudah malam dan besok harus bangun.
  • 1:54 - 1:59
    Jadi dunia yang sebenarnya diperlukan untuk perkembangan itu terhambat oleh karena PR.
  • 2:07 - 2:10
    Karena ketakutan yang berlebihan mengakibatkan anak bodoh.
  • 2:16 - 2:19
    Karena ada yang bisa melihat, dia mengerti. Ada yang mendengar dia mengerti.
  • 2:19 - 2:22
    Ada yang berbicara di depan dia mengerti.
  • 2:22 - 2:25
    Ada berbagai persoalan yang harus kita mengerti disana.
  • 2:26 - 2:28
    Dia melihat keluar tapi telinga dia pasang.
  • 2:30 - 2:32
    kalo sekarang guru memaki, "Tidak usah kau lihat keluar!"
  • 2:33 - 2:37
    guru juga mulai jadi algojo, "hei kau lihat apa ?"
  • 2:38 - 2:39
    Waktu hilang
  • 2:39 - 2:41
    hanya untuk kasih nasehat
  • 2:43 - 2:45
    sedangkan waktu kamu tebatas
  • 2:51 - 2:54
    Sekarang Bapak dan Ibu guru mempunyai kelas unggulan
  • 2:56 - 3:01
    jadi memisahkan mereka yang tidak bisa untuk berkumpul disini agar bapak tangani secara khusus
  • 3:01 - 3:04
    sedangkan yang sudah bisa, biar mereka saja yang mengajar disana
  • 3:11 - 3:13
    Jadi kita bukan hanya asal mengajar
  • 3:13 - 3:14
    tapi memerhatikan seluruh sudut
  • 3:21 - 3:26
    dan pembinaan, harus secara betul, guru mendampingi murid
  • 3:26 - 3:33
    pegang tanganya, dia tidak langsung disuruh menulis tapi kita tulis lalu suruh dia untuk mengikuti.
  • 3:34 - 3:35
    seperti ini kan pak guru ?
  • 3:35 - 3:38
    ya betul terus garis kesana lalu baru tarik kebawah
  • 3:48 - 3:51
    Beberapa kali pertemuan dengan orangtua itu saya bilang
  • 3:51 - 3:54
    ternyata kamu juga menghambat anak karena seragam
  • 3:55 - 3:57
    tidak bilang tidak.
  • 3:58 - 4:03
    Kalau memang seragam basah anak boleh pergi dengan kaos biasa
  • 4:04 - 4:12
    Sepatunya hilang atau robek , gunakan sendal saja atau telanjang kaki
  • 4:12 - 4:14
    yang penting anak ada kemauan untuk sekolah
  • 4:19 - 4:23
    masa pendidikan Belanda dulu dengan sekarang jauh berbeda
  • 4:24 - 4:27
    karena mereka tidak asal bangun sekolah
  • 4:28 - 4:35
    tetapi mereka melakukan penelitian dulu, baik di pesisir atau gunung dan di lembah atau di hulu
  • 4:37 - 4:42
    mereka bisa mengambil kebijakan untuk menentukan metode pendidikan apa yang akan mereka pakai
  • 4:44 - 4:52
    mereka menciptakan bacaan yang semua cerita itu diambil dari cerita kampung
  • 4:53 - 4:56
    jadi bacaan itu dibuat dari dimana dia hidup dan besar
  • 4:58 - 5:05
    anak tidak merasa asing, karena dia tau ini. Babi kami juga punya. Api juga biasa di kebun,
  • 5:06 - 5:11
    atau dirumah dan juga di pantai di pesisir kami bikin api, bakar ikan segala macam.
  • 5:19 - 5:23
    juga gedung-gedungnya sekarang di bangun terlalu mengurung anak,
  • 5:23 - 5:27
    sehingga dia tidak bebas menikmati alam ciptaan tuhan
  • 5:27 - 5:30
    Tapi dulu itu mereka bangun tembok hanya sebatas bahu
  • 5:32 - 5:35
    agar kita bisa melihat burung terbang, awan disana dan hujan disana
  • 5:37 - 5:39
    sehingga kebosanan menjadi hilang
  • 5:46 - 5:48
    dulu itu masalah menggambar dan menyanyi
  • 5:49 - 5:53
    jam-jam terakhir harus menyanyi atau menggambar.
  • 5:54 - 5:59
    Perlahan dia mulai bangun imajinasinya.
  • 6:05 - 6:08
    Kenapa saya katakan ini Sekolah Papua yang di bangun di Indonesia
  • 6:09 - 6:11
    karena ini mayoritas orang Papua
  • 6:12 - 6:21
    perbedaan cara menerima pelajaran orang Papua sedikit beda dengan orang lain.
  • 6:22 - 6:26
    Ketika kita mengajar satu tambah satu, anak dari luar sudah bisa menjawab dua.
  • 6:28 - 6:33
    Tapi orang Papua dia akan melihat mengapa satu ditambah satu menjadi dua
  • 6:34 - 6:35
    itu bukan karena dia bodoh
  • 6:36 - 6:37
    tapi dia teliti terlebih dahulu.
  • 6:38 - 6:45
    Jadi itu sebabnya dulu orang Belanda tidak menggabungkan anak Papua dengan Non-Papua.
  • 6:48 - 6:50
    Bukan karena diskriminasi
  • 6:50 - 6:56
    tapi sekarang gabungkan anak Papua dengan anak Indonesia di sini, maka anak Indonesia akan gerak cepat.
  • 6:57 - 7:00
    Karena faktor orang tua yang mendukung mereka
  • 7:01 - 7:06
    tapi orang Papua, walaupun mereka dari kalangan atas mereka tidak terbiasa mendidik anak di rumah.
  • 7:06 - 7:11
    Jadi guru setengah mati. Jadi sebab itu perlahan, bukan karena dia bodoh
  • 7:11 - 7:14
    tapi karena bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi
  • 7:14 - 7:18
    tapi kalau orang tua dengan guru bertepuk tangan dan bunyi
  • 7:18 - 7:20
    maka anak akan lari.
Title:
Sekolah
Video Language:
Indonesian
Team:
EngageMedia
Duration:
08:03

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions