-
Dunia dimana saya hidup ini harus saya kuasai.
-
Saya tau persis lautnya bagaimana, ikannya bagaimana, bagaimana mencari ikan.
-
Terus ke kebun ikut mama untuk tahu bagaimana cara berkebun. Itu saya ikut
-
Senang!
-
Jadi apa susahnya ?
-
Saya pulang dari sekolah saya tidak membawa PR
-
Guru-guru yang mengalami masa pendidikan Belanda, cara mengajar mereka berbeda.
-
Cara bagaimana mengajar anak untuk bisa tahu membaca dan menulis.
-
Beda dengan guru-guru sekarang.
-
Sekarang kebanyakan mereka mengeja,
-
memaksa murid.
-
Tidak usah pakai PR lah
-
supaya dia ada waktu untuk bermain dirumah.
-
Tidur enak
-
tanpa dibebani.
-
Sehingga dia mau pergi bermain juga pikiran jangan sampai..mau tanya mama dia tidak tau,
-
tanya kakak tidak bisa sedangkan hari sudah malam dan besok harus bangun.
-
Jadi dunia yang sebenarnya diperlukan untuk perkembangan itu terhambat oleh karena PR.
-
Karena ketakutan yang berlebihan mengakibatkan anak bodoh.
-
Karena ada yang bisa melihat, dia mengerti. Ada yang mendengar dia mengerti.
-
Ada yang berbicara di depan dia mengerti.
-
Ada berbagai persoalan yang harus kita mengerti disana.
-
Dia melihat keluar tapi telinga dia pasang.
-
kalo sekarang guru memaki, "Tidak usah kau lihat keluar!"
-
guru juga mulai jadi algojo, "hei kau lihat apa ?"
-
Waktu hilang
-
hanya untuk kasih nasehat
-
sedangkan waktu kamu tebatas
-
Sekarang Bapak dan Ibu guru mempunyai kelas unggulan
-
jadi memisahkan mereka yang tidak bisa untuk berkumpul disini agar bapak tangani secara khusus
-
sedangkan yang sudah bisa, biar mereka saja yang mengajar disana
-
Jadi kita bukan hanya asal mengajar
-
tapi memerhatikan seluruh sudut
-
dan pembinaan, harus secara betul, guru mendampingi murid
-
pegang tanganya, dia tidak langsung disuruh menulis tapi kita tulis lalu suruh dia untuk mengikuti.
-
seperti ini kan pak guru ?
-
ya betul terus garis kesana lalu baru tarik kebawah
-
Beberapa kali pertemuan dengan orangtua itu saya bilang
-
ternyata kamu juga menghambat anak karena seragam
-
tidak bilang tidak.
-
Kalau memang seragam basah anak boleh pergi dengan kaos biasa
-
Sepatunya hilang atau robek , gunakan sendal saja atau telanjang kaki
-
yang penting anak ada kemauan untuk sekolah
-
masa pendidikan Belanda dulu dengan sekarang jauh berbeda
-
karena mereka tidak asal bangun sekolah
-
tetapi mereka melakukan penelitian dulu, baik di pesisir atau gunung dan di lembah atau di hulu
-
mereka bisa mengambil kebijakan untuk menentukan metode pendidikan apa yang akan mereka pakai
-
mereka menciptakan bacaan yang semua cerita itu diambil dari cerita kampung
-
jadi bacaan itu dibuat dari dimana dia hidup dan besar
-
anak tidak merasa asing, karena dia tau ini. Babi kami juga punya. Api juga biasa di kebun,
-
atau dirumah dan juga di pantai di pesisir kami bikin api, bakar ikan segala macam.
-
juga gedung-gedungnya sekarang di bangun terlalu mengurung anak,
-
sehingga dia tidak bebas menikmati alam ciptaan tuhan
-
Tapi dulu itu mereka bangun tembok hanya sebatas bahu
-
agar kita bisa melihat burung terbang, awan disana dan hujan disana
-
sehingga kebosanan menjadi hilang
-
dulu itu masalah menggambar dan menyanyi
-
jam-jam terakhir harus menyanyi atau menggambar.
-
Perlahan dia mulai bangun imajinasinya.
-
Kenapa saya katakan ini Sekolah Papua yang di bangun di Indonesia
-
karena ini mayoritas orang Papua
-
perbedaan cara menerima pelajaran orang Papua sedikit beda dengan orang lain.
-
Ketika kita mengajar satu tambah satu, anak dari luar sudah bisa menjawab dua.
-
Tapi orang Papua dia akan melihat mengapa satu ditambah satu menjadi dua
-
itu bukan karena dia bodoh
-
tapi dia teliti terlebih dahulu.
-
Jadi itu sebabnya dulu orang Belanda tidak menggabungkan anak Papua dengan Non-Papua.
-
Bukan karena diskriminasi
-
tapi sekarang gabungkan anak Papua dengan anak Indonesia di sini, maka anak Indonesia akan gerak cepat.
-
Karena faktor orang tua yang mendukung mereka
-
tapi orang Papua, walaupun mereka dari kalangan atas mereka tidak terbiasa mendidik anak di rumah.
-
Jadi guru setengah mati. Jadi sebab itu perlahan, bukan karena dia bodoh
-
tapi karena bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi
-
tapi kalau orang tua dengan guru bertepuk tangan dan bunyi
-
maka anak akan lari.