Panas. Badan rasa panas. Dia rasa panas, naik hingga ke indera pendengarnya. Telinga ini. Dia sudah tidak bisa banyak makan lagi. Dia punya nafsu makan sudah tidak ada lagi. Kecurigaan orang tuanya mungkin ada penyakit yang menyebabkan itu, pasti ada cacing. Ini adalah kampung Jokbijoker. Saat ini masyarakat semuanya telah pergi ke Bikar untuk berobat. Dan kampung sepi. Ini kuburan dari beberapa korban yang meninggal di Jokbijoker. Saya mulai bekerja melayani umat Tuhan di Pedalaman Tambraw ini mulai dari tahun 1981. Jadi sepanjang saya bekerja ini, saya sudah bangun kampung. Bikar, Warbefor yang sekarang disebut Syuau ini, Syumbab, Baddei, Krisnos, Syuau, Kranfotsu . Jadi bukan saja tujuh tetapi delapan kampung. Jadi kasus kemarin yang terjadi di Jokbijoker yang akhirnya terjadinya kematian berturut-turut itu. Kami sudah berulang-ulang kali datang ke pihak (Dinas) Kesehatan. Tapi Kesehatan rupanya tidak tanggapi atau peduli dengan laporan-laporan yang selama ini kami datang untuk melaporkan. Jadi untuk masalah kesehatan. Masalah kesehatan biasa kalau di sini atau kampung-kampung yang lain, Biasa kalau sakit itu saya selalu bawa turun ke kampung. Biasa sampai di Werur. Karena di sini tidak ada petugas kesehatan. Sampai Pustu (Puskesmas Pembantu) pun tidak ada. Jadi masyarakat kalau sakit itu, ya bawa turun langsung ke Kampung Werur (ke) saya punya rumah sendiri. Ibu dari mana? Jalan kaki dari sana turun? Iya jalan kaki. Ada yang sembuh, ya kembali. Ada juga yang sampai meninggal di Kampung Werur. Jadi selama ini ada obat yang saya usahakan itu, biasa uang dari gereja yang saya pakai. Kami sampai sekarang masih tunggu karena dari Menteri Kesehatan dan juga dari Propinsi Papua Barat, mereka sudah berbicara, sudah sampaikan itu. Jadi kami masyarakat selama ini tunggu beberapa Pustu yang mereka sudah janji untuk kami, yaitu nanti bangun satu di Baddei, satu juga di sini mungkin. Dan juga jangan hanya bangun Pustu saja tapi kalau bisa tenaga medis juga harus ada.