Saya sudah ada dipelabuhan ini Turis-turis yang datang ke Raja Ampat ini, selama ini mereka menginap di Resort-resort Resort-resort yang ada ini dimiliki oleh pengusaha dari luar Mereka datang ke Raja Ampat untuk mengambil hasil yang ada di Raja Ampat, tetapi bukan hasilnya yang diambil tetapi uangnya yang diambil. Diambil lalu di bawa ke daerah asal mereka Saya lalu berfikir, "Saya sebagai anak putra daerah Raja Ampat, saya yang punya tempat disini, saya harus juga bisa seperti mereka." Raja Ampat ini, kalau saya mau katakan bagai bayi yang baru lahir tetapi sudah jadi selebriti nah sementara yang dikejar adalah sexinya ketika sexi itu sudah tidak ada, apa artinya Raja Ampat? Karena resort itu jelas investor yang datang, dengan modal yang kuat sehingga dia bisa melepaskan tanah adat dengan uang, tapi masyarakat yang berkorban. Sehingga hal-hal seprti ini yang membuat kami tidak mau ada resort lagi. Saya dulu suka memancing saya mancing malam saya bawa ikan, pergi jual ke resort Dengan harga berapa? Cuma mencukupi saya punya kebutuhan makan saja. Untuk ke depan, tidak bisa. Maka saya buat Homestay ini. Saya berpikir bahwa hasil yang masuk pada saya sangat cukup. Saya tidak punya uang saya tidak punya segala sesuatu yang bisa mem-backup saya tapi, yang saya punya itu kayu. Di Raja Ampat ini banyak Kalau rotan di Raja Ampat ini banyak. Atap di Raja Ampat ini banyak sudah disiapkan oleh saya punya nenek moyang, bahkan saya punya orang tua, bahkan lahan yang ada ini Tuhan sudah jadikan bagi kita semua. Sudah siap bagi kita. Ternyata saya membuat Home Stay ya hasilnya bagus bagi saya. Home Stay di kabupaten Raja Ampat didirikan oleh pelaku-pelaku Home Stay. Sebelumnya masyarakat Raja Ampat Khususnya distrik Meos Mansar dan Waigeo Selatan, banyak pemuda-pemuda yang bekerja di resort yang ada di kabupaten Raja Ampat. Sehingga mulai mengerti tentang pariwisata. Begitu mengerti mereka mengambil keputusan berhenti dari perusahaan atau dari resort tersebut dan mendirikan Home Stay sendiri. Dari tahun ke tahun mulai ada penambahan-penambahan Home Stay sampai saat ini, (ada) empat puluh tambah lima belas, lima puluh lima. Setelah dua tahun, ada satu pengusaha datang kepada saya disini pada waktu itu dia bertanya kepada staff saya dia bilang "siapa pemilik Home Stay?" lalu mereka bilang "yang punya itu bapa Matias Mayor" karena mungkin keberadaan saya tidak rapih dan tidak bagus jadi dia tidak percaya. Dia bertanya lagi, "siapa punya Home Stay?" "itu sudah yang punya bapak Matias Mayor" Dia menemui saya, begitu dia buka koper saya lihat isinya uang dari model warna merah dan warna biru itu sama. Tapi saya befikir dalam hati saya, uang itu seberapa? Kalau dia bayar saya dengan 200 juta, saya panggil saya punya keluarga-keluarga, adik-adik saya datang kemari, saya bagi satu orang sekian satu orang sekian, satu minggu saja uang duaratus juta itu habis. Saya ingin jadi pengusaha sendiri dan saya juga ingin menjadi, kami punya bahasa bilang, mau jadi Amber. Jadi menjadi tuan di negeri sendiri. Saya punya keinginan yang sangat besar dan keinginan saya ke depan untuk dua atau tiga tahun ke depan saya harus seperti resort. Dan saya punya karyawan harus juga banyak. Saya mengambil karyawan dari kampung-kampung, kami sama-sama kerja di tempat ini untuk kami sama-sama bisa hidup